Senin, 06 Juni 2016

0

G-WARS, Teknologi “Sarang Tawon” Pengolah Limbah Domestik Penyedia Air Bersih




Indonesia  merupakan  salah  satu  negara  dengan  tingkat  pertumbuhan penduduk  yang  tinggi. Menurut Badan  Pusat  Statistika  (2013),  terjadi peningkatan  penduduk  sekitar  1,2%  atau  sekitar  3  juta  jiwa  per  tahunnya. Pertumbuhan penduduk yang tinggi  tersebut mengakibatkan kebutuhan air bersih di Indonesia  pastinya akan mengalami  peningkatan. Namun peningkatan kebutuhan air bersih tersebut belum dapat terpenuhi karena terjadi penurunan kualitas air karena pencemaran lingkungan yang menyebabkan menurunnya penyediaan sumber air bersih seperti air sungai, waduk, dan danau. Pencemaran lingkungan yang terjadi didominasi oleh kegiatan domestik atau limbah cair rumah tangga  yang dibuang langsung ke sungai tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu.
Menurut Eriksson et al., (2003) 50-80% total limbah rumah tangga adalah berupa grey water,  fakta yang menunjukkan bahwa kuantitas limbah cair yang memiliki potensi untuk dimanfaatkan kembali namun belum mendapatkan perhatian yang lebih. Pengelolaan dan penggunaan kembali grey water di tingkat rumah tangga dapat menjadi sebuah alternatif solusi penyediaan air bersih. Oleh karena itu, perlu adanya penerapan teknologi yang mampu mengolah limbah cair rumah tangga/domestik sehingga dapat mengurangi pencemaran yang terjadi pada sungai sekaligus dapat menghasilkan supply air bersih yang dapat digunakan kembali oleh masyarakat.
            Hal ini yang mendorong mahasiswa program studi Teknik Lingkungan Universitas Brawijaya menciptakan teknologi pengolahan air limbah yang bernama G-WARS (Grey Water Recycle System). Lima mahasiswa Universitas Brawijaya yang membuat G-WARS (Grey Water Recycle System) adalah M.Reza Firmansyah (TL 2012), Guntur Ibnu Haq (TL 2012), Prieskarinda Lestari (TL 2013), Ratnasita Uzla (TL 2015), dan M. Rahmanda Lintang (TL 2015) dengan dosen pembimbing  Angga Dheta S, S.Si., M.Si.
         Teknologi yang digunakan adalah dengan mengaplikasikan gabungan pengolahan secara biologis dan secara fisika. Pengolahan biologis memanfaatkan pertumbuhan bakteri pengurai limbah yang sengaja ditumbuhkan untuk menjadi biofilm menggunakan media sarang tawon yang terbuat dari pipa pvc yang dibentuk agar bakteri dapt optimal menjerat pencemar yang ada di air limbah sehingga dapat mengolah limbah domestik. Media sarang tawon ini diletakkan di bak reaktor anaerob dan bak reaktor aerob. Proses fisika yang dikombinasikan adalah proses filtrasi dengan susunan filter pasir, ijuk, arang, zeolit, dan ijuk agar filtrasi dapat optimal.
Kelebihan teknologi yang digunakan pada G-WARS adalah pengoperasiannya mudah, lumpur yang dihasilkan sedikit, dapat  digunakan  untuk  pengolahan  air  limbah  dengan  konsentrasi  rendah maupun  konsentrasi  tinggi, tahan  terhadap  fluktuasi  jumlah  air  limbah  maupun  fluktuasi  konsentrasi, serta pengaruh suhu, ekonomis, serta mampu meminimalisir beban pencemaran ke lingkungan mulai dari sumber limbah pertama (rumah tangga) sehingga tidak langsung dibuang ke lingkungan. Teknologi ini sangat cocok diaplikasikan pada masyarakat untuk mewujudkan sanitasi yang layak dan penyediaan air bersih yang berkelanjutan.
            “Teknologi G-WARS dapat mendaur ulang limbah cair domestik (grey water) menjadi air bersih kelas III. Dengan adanya teknologi ini diharapkan dapat mengurangi pencemaran air yang terjadi pada sungai sekaligus dapat mewujdkan sanitasi yang layak dan penyediaan air bersih yang berkelanjutan untuk masyarakat,” ujar Reza, Ketua tim G-WARS.
Setelah melakukan pengujian hasil, akan dilakukan pengembangan prototipe alat untuk meningkatkan performansi. Menurut kelompok mahasiswa ini, GWARS dibuat untuk dapat memberikan solusi atas dua permasalahan lingkungan yang terjadi di daerah Perkotaan yaitu pencemaran air dan krisis air bersih. Diharapkan dengan menggunakan Teknologi G-WARS, dapat membantu masyarakat dan pemerintah dalam upaya mewujudkan kelestarian lingkungan hidup.
by : Prieskarinda Lestari - TL 03

0 komentar: