Jumat, 28 Oktober 2016

0

PRAKTEK KERJA LAPANG DAN BERAGAM KISAHNYA

Praktek kerja lapang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata 1 Teknik Lingkungan Universitas Brawijaya. Selain menjadi salah satu syarat wajib kelulusan, praktek kerja lapang juga merupakan salah satu media para mahasiswa Teknik Lingkungan untuk mengetahui serta memahami ilmu yang telah dipelajari di perkuliahan dan penerapannya dalam kondisi lapang. Berikut merupakan beberapa pengalaman praktek kerja lapang dari Teknik Lingkungan 2013.
1.      Prieskarinda Lestari ( PT. Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Unit Pembangkitan Paiton)
2.      Gala Kurnia Handawijaya ( Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang)
3.      Nurul Adha (Pertamina Hulu ONWJ)
4.      Gadis Maulina (PT. Vita Prodana Mandiri )
5.      Hardiansyah (PT. Semen Indonesia )

1.      Prieskarinda Lestari ( PT. Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Unit Pembangkitan Paiton)
Praktek kerja lapang (PKL) merupakan salah satu pengalaman dan jalan pembelajaran yang luar biasa berharga, serta merupakan salah satu momen penting dari sekian banyak momen selama perkuliahan. Pada PKL ini, saya berkesempatan untuk melaksanakan praktek kerja lapang di PT. Pembangkitan Jawa Bali (PT. PJB) Unit Pembangkitan Paiton, Probolinggo, Jawa Timur. PT. PJB merupakan salah satu anak perusahaan dari PLN yang merupakan BUMN pemerintah yang bergerak dalam bidang penyediaan energi listrik terutama untuk daerah Jawa dan Bali. PT. PJB UP Paiton merupakan salah satu unit pembangkit yang terletak di Jalan Raya Surabaya Situbondo KM 142 Paiton, Probolinggo. Disini, saya PKL pada unit 1 dan unit 2 PT PJB UP Paiton. Di Paiton sendiri terdapat kawasan objek vital nasional yaitu pembangkit listrik yang terdiri dari 3 perusahaan yaitu Indonesia Power, IPMOMI, dan PJB, dengan total keseluruhan pembangkit memiliki 9 unit pembangkit listrik bertenaga uap berbahan bakar batubara.
Saya berkesempatan diterima praktek kerja lapang di Divisi K3 dan Lingkungan PT. PJB UP Paiton selama satu bulan mulai 18 Januari  hingga 18 Februari 2016, dimana pada minggu pertama ditempatkan di bagian K3, kemudian untuk minggu selanjutnya ditempatkan di bagian Lingkungan. Alasan utama memilih PLTU sebagai tempat PKL dikarenakan saya ingin memahami dan mengetahui secara langsung terutama pengelolaan limbah B3 yang secara khusus dihasilkan oleh PLTU yaitu limbah abu terbang (fly ash) dan limbah abu dasar (bottom ash) yang dihasilkan selama proses produksi yang terjadi.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun,  fly ash  dan  bottom ash termasuk ke dalam kategori limbah B3 yang perlu penanganan secara khusus. Jumlah limbah abu tersebut yang dihasilkan mencapai lebih dari 10000 ton per bulannya dimana beresiko untuk mencemari lingkungan. Untuk fly ash dilakukan pemanfaatan dengan melakukan kerjasama dengan perusahaan beton dan semen, sedangkan bottom ash hanya ditimbun di ash disposal area yang membutuhkan luasan area yang cukup luas dan pengawasan intensif. Oleh karena itu, permasalahan mengenai limbah abu ini menjadi dasar dalam pelaksaan PKL ini serta hasil PKL ini dapat dilihat pada laporan PKL yang berjudul “Pengelolaan Limbah Abu Hasil Pembakaran Batubara Pada Proses Produksi PT. Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkitan Paiton”.
Banyak sekali pengalaman dan pembelajaran yang didapat selama PKL, mulai dari memahami dokumen lingkungan dengan ketebalan masing-masing, alur proses produksi listrik yang mengagumkan, pemantauan dan pengambilan sampel baik di outfall maupun limbah abunya, namun sayangnya tidak bisa sampling  di laut sekitaran PLTU karna saat itu cuaca sedang tidak memungkinkan, berada di kawasan objek vital nasional dengan sistem pengamanan berlapis, praktek kerja lapang serasa sudah menjadi karyawan disana bahkan pernah hingga berada di lokasi kerja sampai malam hari, pengalaman luar biasa lainnya yang menambah kecintaan terhadap teknik lingkungan, serta pemandangan lampu lampu malam hari dan pemandangan lepas pantai yang luar biasa. Tetap berjuang tetap semangat, belajar dan menuntut ilmu tidak akan pernah habisnya, ENVIRO JAYA !
2.      Gala Kurnia Handawijaya ( Rumah Sakit Umum Daerah dr. Saiful Anwar Malang)
Saya berkesempatan untuk melaksanakan praktek kerja lapang di Rumah Sakit dr. Saiful Anwar, Malang, lebih khusus di bagian Instalasi Penyehatan Lingkungan (IPL) RSUD dr. Saiful Anwar Malang selama satu bulan mulai Januari hingga Februari 2016. Pengalaman yang didapatkan selama PKL sangat berkesan dan bermanfaat, dimana sangat terasa sekali hasil implementasi terhadap mata kuliah yang telah dipelajari seperti teknik penyediaan air bersih, teknologi pengolahan limbah, teknik pengolahan limbah B3, pencemaran udara, mekanika fluida, bioassesment, laboratorium lingkungan, dan lain sebagainya. Selama PKL, di IPL terdapat sembilan tugas pokok penyehatan lingkungan menurut Kepmenkes No 1204 Tahun 2004 Tentang Syarat-Syarat Penyehatan Bangunan Dan Lingkungan Rumah Sakit.
Beberapa tugas penyehatan lingkungan di rumah sakit yaitu kesehatan bangunan dan halaman, sterilisasi dan disinfeksi, air bersih, air limbah, sampah medis non medis dan pengelolaannya, vector penyebaran penyakit, plumbing, dan lain sebagainya. Selama PKL selalu ada kegiatan baru dan kesibukan baru setiap harinya, sehingga terhitung cukup sibuk setiap harinya. Manfaat yang dirasa juga cukup banyak, terutama skill lab mulai pengujian sampel padat, cair, dan udara, sehingga keahlian bukan hanya pengambilan sampel namun hingga skill lab didapatkan, terutama udara. Dimana khusus udara, berkesempatan mempelajari bagaimana pengujian udara ambien, emisi dari ketel uap, incinerator, udara ruang, dan lain sebagainya. Bahkan pernah diajak untuk melakukan sampling dan sosialisasi kepada masyarakat  sekitar sungai Brantas yang berada dekat rumah sakit tentang kebersihan air dan analisa rembesan IPAL rumah sakit (skala lapang dan laboratorium), dan yang mengasyikkan adalah bisa mengakses seluruh ruangan di rumah sakit termasuk ruang jenazah dan kamar operasi.
Hasil selama PKL tertulis di Laporan PKL yang berjudul “Implementasi Permenkes no 1204 Tahun 2004 Tentang Persyaratan Penyehatan Bangungan Rumah Sakit Terhadap Kualitas Biologis Udara Ruang di Instalasi Bedah Sentral RSUD dr. Saiful Anwar Malang”. Saran saya ketika akan mengajukan PKL, untuk sering melakukan follow up terhadap info kepastian penerimaan agar sesuai dengan yang diperkirakan dan tidak menunggu terlalu lama.

3.      Nurul Adha (Pertamina Hulu Energi ONWJ)

Mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan praktek kerja lapang di Pertamina Hulu Energi ONWJ selama satu bulan merupakan salah satu pengalaman berarti selama studi teknik lingkungan hingga saat ini. Bersama rekan-rekan teknik lingkungan UB 2013, saya melaksanakan PKL di divisi K3 dan Lingkungan Pertamina Hulu Energi ONWJ.
     Pada awal pelaksanaan PKL, ditempatkan di kantor dimana lingkungan yang kondusif untuk belajar dan bekerja telah tercipta dengan baik, terjalin komunikasi yang baik dengan pihak Pertamina bahkan sejak awal pertama memulai PKL, dan pada awal minggu diberikan materi secara keseluruhan tentang Pertamina Hulu Energi ONWJ, dan kesempatan spesial lainnya ialah diberikan kesempatan untuk langsung ke rig pengeboran selama tiga hari dengan pelatihan khusus (sea survival) sebelum diberangkatkan menuju lapangan yang berada di tengah laut. Semua transportasi dan fasilitas juga telah menjadi tanggungan dari pihak Pertamina sendiri.
Pada PKL ini, saya dan rekan-rekan dibimbing hingga benar-benar mengerti tentang materi PKL di Pertamina, apa yang harus dilaksanakan, dan dibantu sebisa mungkin hingga akhirnya bisa ke lapangan. Topik yang saya ambil difokuskan pada limbah pengeboran yaitu lumpur bor dan serbuk bor, dan hasil selama PKL tertulis di laporan PKL dengan judul
Evaluasi Implementasi Limbah Pengeboran (Serbuk Bor) di Drilling dan Pengelolan Limbah B3 di Well Service Operation PT. Pertamina Hulu Energi ONWJ”.
     Banyak pengalaman yang didapatkan selama PKL, teruslah berjuang. Pesan saya, untuk memilih tempat pelaksanaan PKL, disarankan untuk sudah mulai mengajukan ke tempat yang bersangkutan minimal tiga bulan sebelum PKL akan dilaksanakan, serta untuk selalu di follow up kelanjutan proses pengajuan.



4.      Gadis Maulina (PT Vita Prodana Mandiri)
CIMG5248
Perkenalkan saya Gadis Maulina dari Teknik Lingkungan 2013. Saya menjalani PKL pada liburan semester 5. Saya melaksanakan PKL di sebuah perusahaan besi dan baja PT Vita Prodana Mandiri di Cikande, Serang yang merupakan perusahaan milik asing, yakni dari Negara Cina. Alasan saya memilih perusahaan tersebut karena saya tertarik dengan sistem K3 yang ada di perusahaan tersebut. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang memproduksi besi dan baja berupa billet. Hasil produksi sudah mencakup nasional dan juga internasional. Awalnya saya mengajukan proposal memang sangat sulit karena jarak yang terlalu jauh antara Malang dan Banten, komunikasi kami tidak cukup baik pada saat itu. Namun seiring dnegan waktu berjalan proposal PKL kami diterima oleh pihak perushaan dengan beberapa kesepakatan diantaranya adalah waktu PKL. Waktu PKL yang kami sepakati adalah sekitar 3 minggu atau kurang dari satu bulan. Saya melaksanakan PKL di perusahaan yang sama bersama dengan kedua teman saya yaitu Diennur dan Fira. PKL bersama-sama sangat menguntungkan menurut saya karena ada banyak hal yang dapat kami saling berbagi
Banyak hal yang saya dapatkan selama PKL di PT Vita Prodana Mandiri, diantaranya adalah:
1.      Penerapan Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) pada PT Vita Prodana Mandiri
2.      Jenis limbah B3 yang dihasilkan dan dampak pada lingkungan
3.      Analisa kecelakaan kerja 6 bulan terakhir (Juli-Desember 2015)
4.      Identifikasi potensi kecelakaan kerja pada unit kerja pabrik
5.      Analisa hasil produksi billet 6 bulan terakhir (Juli-Desember 2015)

5.Hardiansyah (PT. Semen Indonesia)
Nama Saya Hardiansyah TL 2013, disini saya akan menceritakan kegiatan praktek kerja lapang yang saya lakukan pada tanggal 1 hingga 29 Februari 2016 di PT. Semen Indonesia, Persero. Tbk Pabrik Tuban Seksi Reklamasi Lahan.Reklamasi laham merupakan salah satu proses pemuihan kondisi lingkungan atau konservasi pada suatu objek lingkungan yang telah mengalami kerusakan atau terekploitasi keberadaannya sehingga berakibat pada turunnya kualitas dalam perubahan bentuk dan fungsi sebenarnya, sehingga perlu diadakan proses reklamasi lahan untuk mengembalikan fungsi awalnya. PT.Semen Indonesia (Persero), Tbk sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam pembuatan semen memerlukan bahan baku tambang berupa batu kapur dan tanah liat yang diambil melalui penambangan. Proses penambangan bahan baku tanah liat ini akan meninbulkan bekas galian yang bersifata merusak baik dari sisi ekologis maupun fisik lingkungan. Oleh karena itu perusahaan membentuk sebuah seksi yang bertugas untuk melakukan konservasi pemuliahan area tambang yakni Seksi Reklamasi Lahan berada dibawah Biro Tambang. Seksi ini memiliki program kerja yang relevan untuk menanggulangi dampak lingkungan yang ditimbulkan dalam aktivitas penambangan dengan fokus utama program kerja adalah proses revegetasi lahan pasca tambang.
Banyak pengalaman yang saya dapatkan selama menjadlani PKL disana, megnal karakteristik dan sifat pekerja, negoisasi, dan menjaga relation dengan antar difisi juga menjadi salah satu hal yang saya pelajari selain ilmu teorits yang saya pelajari untuk diaplikasikan.



Berikut beberapa kegiatan yang saya ikuti selama kegiatan PKL berlangsung diantaranya:
a.    Pengenalan Seksi dan Induksi K3
Kegiatan ini merupakan kegiatan awal yang harus dan wajib dilakukan oleh tamu atupun mahasiswa praktek yang akan mengikuti kegiatn aktivitas seksi yang berada di bwaha naungan Biro Tambang. Pengenalan Seksi dimulai dari pengenalan struktur organisasi dan program kerja, selain itu dilakukan observasi lapang secara langsung yankni dengan mengunjungi kuari tanah kapur Temandang, kuari tanah liat Mliwang dan Tlogowaru. Hal lainnya yng wajib diikuti oleh tamu atau mahasiswa praktek baru adalah melakukan prosedur induksi K3 tambang untuk meminmalisir terjadinya kecelakaan kerja di area tambang atau kuari.
b.    Aktivitas Pembibitan Tanaman Reklamasi
Pembibitan tanaman revegetasi merupakan salah satu program kerja dari Seksi Reklamasi Lahan, proses pembibitan ini dilakukan di rumah bibit atau Green House PT.Semen Indonesia (Persero),Tbk.
 







Pembibitan tanaman untuk kegiatan revegetasi lahan pasca tambang ini terdiri dari beragam jenis tanaman reklamasi, seperti tanaman Klampis, Lamtoro, Rumput fertiver dan tanaman reklamasi lahan lainnya.  Proses pembibitan tanaman ini dilakukan dari penanaman bibit yang berbentuk biji benih dan dilakukan proses perawatan tanaman hingga siap untuk dilakukan proses penanaman dilapangan. Pada Green House  ini bibit disemai pada media tanah yang telah dicampur dengan pupuk organik dan apabila selanjutnya telah siap dipindahkan akan dilakukan pemindahan media ke dalam polybag. Bibit yang telah siap untuk di tanam di lahan selanjutnya akan didistribusikan.
c.    Distribusi Bibit ke Area Jenjang Kuari
Lokasi pembibitan di Green House berada di daerah kuari tanal liat Tlogowari,sehingga apabila aka dilakukan proses penanaman bibita tanaman yang telah siap ditanam d lahan di area kuari tanh liat Mliwang dilkukan pendistribusian terlebih dahulu menggunakan kendraan seperti kendaraan bak terbuka lihat Gambar 5.2. Tanaman dipindahkan secara hati-hati ke lokasi yang akan dilakukan proses revegetasi, pada umumnya area yang dilakukan revegetasi pada kuari tanah liat hanya pada jenjang saja. Hal tersebut dikarenakan pada lantai dasar akan  tergenang oleh air karena sifat dari tanah liat yang memiliki permeabilitas rendah. Bibit tanaman yang telah sampai di area lokasi yag telah ditentukan akan langsung dilakukan proses penanaman dengan jarak 2 hingga 3 meter setiap tanaman.
 








d.    Pemantauan Area Kuari Tanah Liat Mliwang
Pemantauan ini dilakukan secara rutin oleh Seksi Reklamasi Lahan untuk memastikan keadaan dan kondisi kuari tidak terdapat permasalahn serius yang akan berdampak pada kerusakan lingkungan yang parah, pada Gambar 5.3 dapat dilihat salah satu kegiatan pemantauan kuari tanah liat Mliwang yang dilakukan di salah satu area jenjang atas atau bibir kuari. Pemantauan ini akan membantu menemukan permasalahan seperti terjadinya longsor pada jenjang sehingga dapat langsung dilakukan perbaikan tanpa harus menunggu laporan dari pihak luar yang menemukan permasalahan ini. Selain itu pemantauan ini dilakukan untuk mengontrol kegiatan petani green belt yang dapat memberikan damapak negatif terhadap kestabilan jenjang seperti penanaman tanaman pertanian tanpa memperhatikan lokasi dan efek yang ditimbulkan, sehingga dengan adanya kegiatan ini pula dapat meminimalisir kejadian kerusakan area reklamasi yang tidak diinginkan.

e.    Pengawasan Tanaman Reklamasi
Tanaman reklamasi yang telah selesai melalui proses penanaman harus dilakukan proses pemantauan hingga dirasa cukup kuat untuk tetap hidup pada berbagai macam kondisi lapangan. Pengawasan ini dilakukan untuk meminimalisir kematian tanaman dan apabila terdapat tanaman yang mati dapat langsung dilakukan proses penyulaman tanaman dengan tanaman baru. Pengawasan ini juga berguna dalam pemberian informasi keadaan tanaman sehingga akan mempermudah dalam proses perawatan tanaman karena telah diketahui keadaan di lapangan dari tanaman reklamasi yang telah ditanam.
Perawatan tanaman dilakukan ketika hasil dari proses pegawasan tanaman dihasilkan laporan atau temmuan yang bersifat negatif dan akan berdampak pada terhambatnya pertumbuhan tanaman reklamasi, seperti proses penyiangan ranting pohon yang melebar kesamping dan akan menganggu pertumbuhan tanaman lain disekelilingnya. Permasalahn lain yang seringkali muncul adalah penebangan dan pemangkasan dahan tanaman oleh warga sekitar untuk pakan ternak, jika tidak dilakukan pengawasan dikhawatirkan akan menurunkan tingkat keberhasilan program reklamasi pasca tambang



0 komentar: