A. Emisi
Kendaraan Bermotor
Kontribusi emisi gas buang kendaraan bermotor sebagai
sumber polusi udara terbesar mencapai
60-70%, dibanding dengan industri yang hanya berkisar antara 10-15%. Sedangkan
sisanya berasal dari rumah tangga, pembakaran sampah, kebakaran hutan/ladang
dan lain- lain. Hal ini diakibatkan oleh
laju pertumbuhan kendaraan bermotor yang tinggi. Sebagian besar kendaraan
bermotor tersebut menghasilkan emisi gas buang yang buruk, baik akibat
perawatan yang kurang memadai ataupun dari penggunaan bahan bakar dengan
kualitas kurang baik .Peningkatan polusi udara dari sektor transportasi sangat signifikan dan
berdampak kurang baik pada kehidupan dan
lingkungan saat ini. Sebuah kendaraan dari proses bekerjanya dapat menghasilkan polutan berupa gas Carbon
monoksida (CO), Hidrokarbon (HC), Nitorgen oksida (NOx), Sulfur Oksida (SO2)
dan Timbal (Pb) yang sering disebut
sebagai polutan primer . Salah satu polutan udara yang berbahaya dan sangat dominan jumlahnya
adalah gas Carbon Monoksida (CO) yang
dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar dan udara motor bensin yang tidak sempurna.
Bagi masyarakat, transportasi merupakan urat nadi
kehidupan sehari-hari dan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat
penting dan strategis. Seiring dengan perkembangan teknologi dan pertumbuhan
penduduk permasalahan transportasi juga ikut berubah dan berkembang.
Permasalahan transportasi semakin terasa di daerah perkotaan yang penduduknya
padat dengan aktivitas kegiatan tinggi. Peranan dan fungsi transportasi pun
semakin vital sejalan dengan tingkat
kemajuan ekonomi dan kemakmuran negara. Kemajuan teknologi dan kemajuan di
bidang ekonomi membawa pada konsekuensi peningkatan pendapatan masyarakat
menyebabkan kesempatan kepemilikan kendaraan semakin meluas. Di samping sisi
positif peningkatan kepemilikan kendaraan bermotor yang berjalan begitu cepat,
ternyata muncul sisi negatif yang tidak
dapat dielakkan. Sisi negatif tersebut antara lain berupa kemacetan lalu lintas
sampai masalah pencemaran udara sehingga dikhawatirkan akan membahayakan dan
mempengaruhi kualitas lingkungan hidup.
-
Bagaimana cara menanggulangi permasalahan kendaraan
bermotor dilihat dari sudut pandang mahasiswa, masyarakat dan pemerintah?
Jawab : Kendaraan
bermotor masih menjadi hal penting yang dibutuhkan masyarakat, mahasiswa bahkan
pemerintah untuk kegiatan sehari hari. Kegiatan ekonomi dan sosial secara umum
masih membutuhkan barang ini. Seharusnya ada pembatasan penggunaan kendaraan pribadi
ke kendaraan umum. Misalnya mahasiswa dapat dipatasi jumlah kendaraan yang bisa
masuk ke kampus, memberikan edukasi pada masyarakat serta mendorong pemerintah
untuk membuat kebijakan
dan pengawasan yang tegas dalam penggunaan kendaraan bermotor, misalnya
kendaraan bermotor dengan tahun keluaran tua tidak diperkenankan melaju di
jalan raya dsb.
-
Bagaimana cara menekan pertumbuhan penggunaan kendaraan
bermotor?
Jawab : sejauh ini
menekan pertumbuhan kendaraan bermotor masih sulit untuk dilakukan. Cara yang
dapat dilakukan salah satunya adalah dengan pendekatan preventif yaitu memberikan edukasi sejak dini serta melakukan
perbaikan pada sektor transportasi umum.
-
Bagaiamana upaya kita untuk mencegah dampak emisi
kendaraan jika penggunaan kendaraan bermotor masih terus mengalami peningkatan?
Jawab : sebagai
mahasiswa kita mampu berkonstribusi untuk ikut serta melakukan sosialisasi pada
masyarakat, dengan syarat kita juga mampu mengurangi penggunaan kendaraan
bermotor. Perkembangan teknologi di bidang mesin juga perlu digalakkan seperti
membuat motor dengan efisiensi mesin tinggi dan ramah lingkunga. Kita juga
dapat ikut serta mendorong munculnya bahan bakar alternatif yang ramah
lingkungan. Cara lain adalah dengan menambh jumlah ruang terbuka hijau.
B. Emisi
Gas Industri
Industri merupakan suatu sektor yang sangat penting untuk
meningkatan perekonomian nasional, karena dari industrilah pendapatan
perekonomian nasional dapat ditingkatkan. Selain itu Industri dapat mendorong
Indonesia menjadi negara yang tidak bergantung lagi terhadap hasil produksi
luar negeri untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Itulah mengapa indutri
merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam perekonomian.
Banyak Industri-industri yang dibangun oleh pemerintah
untuk menyokong perekonomian Indonesia. Namun dalam pembangunannya pemerintah
dan pihak pengembang tidak memperhatikan lingkungan tempat dimana industri
tersebut dibangun. Hal tersebut menyebabkan banyak sekali lingkungan-lingkungan
sekitar proyek perindustrian yang menjadi rusak parah. Hal ini akibat tidak
bertanggung jawabnya pemerintah dalam memperhatikan kelestarian lingkungan.
Salah satu pencemaran lingkungan yang dapat terjadi dari proses industri
adalah polusi udara. Polusi tersebut berasal dari kegiatan mesin-mesin produksi
pabrik yang pembuangan asapnya melalui cerobong perusahaan, terutama perusahaan
yang dalam produksi lebih banyak melakukan kegiatan pembakaran. Selain polusi
udara dihasilkan dari kegiatan industri, polusi udara juga terjadi akibat banyaknya
truk-truk perusahaan yang berkapasitas besar keluar masuk pabrik untuk
mengangkut hasil produksi perusahaan, hal ini yang kemudian jalan mudah rusak
dan menimbulkan debu-debu tebal di jalan. Proses pengolahan limbah sisa
industri yang belum berwawasan lingkungan juga menjadi hal yang perlu
diwaspadai.
Polusi udara atau Emisi gas buang merupakan sisa hasil
pembakaran mesin. Biasanya emisi gas buang ini terjadi karena pembakaran yang
tidak sempurna dari sistem pembuangan dan pembakaran mesin serta lepasnya
partikel-partikel karena kurang tercukupinya oksigen dalam proses pembakaran
tersebut. Di Indonesia sendiri kegiatan industri menyumbang polusi udara hingga
20% - 30%, atau nomor besar ketiga setelah emisi kehutanan dan emisi yang
dihasilkan dari kegiatan transportasi.
Dampak yang paling berbahaya dari adanya emisi industri adalah gas yang
dibuang akan menjadi penyebab terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim.
Emisi-emisi ini sangat berbahaya bagi keadaan sekitar karena mengandung senyawa
beracun, dimana berdampak pada kesehatan makhluk hidup baik itu manusia, hewan
dan tumbuhan. Sedangkan apabila proses pembakaran itu sempurna akan
menghasilkan emisi gas CO₂ dan H₂O . Emisi gas buang CO₂ ini yang apabila terus meningkat akan menimbulkan perubahan
iklim.
-
Bagaimana cara menanggulangi maasalah emisi industri dari
sudut pandang mahasiswa, masyarakat dan pemerintah?
Jawab : sebagai
seorang mahasiswa kita harus mampu menyuarakan aspirasi kita pada publik
tentang pentingnya menjaga bumi dari emisi, salah satunya emisi industri.
Masyarakat dan mahasiswa mampu menjadi pengawas tidak aktif atau memantau
sejauh mana kegiatan industri tersebut dilakukan, jika kita menyadari bahwa
suatu industri telah berpotensi merusak lingkungan, kita dan masyarakat wajib
melapor pada pemerintah. Disinilah peran pemerintah, yaitu sebagai jembatan
antara masyarakat dan industri. Pemerintah memberikan atura dan wewenang yang
sifatnya mengatur pembuangan emisi dari suatu pabrik.
-
Apa yang harus diperhatikan suatu industri dalam proses
produksi?
Jawab : Di sektor
industri sendiri terdapat 3 sumber emisi gas rumah kaca, yaitu penggunaan
energi sekitar 40%, dan sisanya berasal dari teknologi proses dan limbah yang
dihasilkan industri. Efisiensi energi di sektor industri sangatlah penting dan
berdampak besar. Industri menggunakan energi dalam jumlah besar
baik untuk unit
proses seperti pengolahan, manufaktur, pengemasan maupun untuk unit
utilitas pendukungnya. Unit proses umumnya menggunakan banyak mesin dan
membutuhkan panas dalam jumlah besar. Jenis energi yang digunakan pada umumnya
adalah energi fosil seperti minyak bumi, gas dan batu bara. Karena jenis dan
tipe industri sangat beragam, maka efisiensi energi sangat bergantung pada peralatan
dan teknologi yang digunakan untuk proses produksi tersebut. Sebaiknya produsen
memberikan alat yang canggih, sehingga efisiensi mesin dapat lebih mudah
diwujudkan.
-
Apakah penting suatu industri memiliki predikat industri
hijau?
Jawab : Sangat penting.
Secara umum, kriteria penilaian didasarkan pada tiga hal utama. Pertama, proses
produksi yang meliputi efisiensi produksi, penggunaan material input,
energi, air, teknologi proses, sumber daya manusia, dan lingkungan kerja di
ruang proses produksi. Kedua, kinerja pengelolaan limbah yang meliputi
penurunan emisi CO2 (untuk industri besar) dan pemenuhan bahan baku
mutu lingkungan (industri sedang). Ketiga, manajemen perusahaan.
Industri
hijau adalah industri berwawasan lingkungan yang menyelaraskan pembangunan
industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup melalui efisiensi dan
efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan. Penganugerahan
penghargaan Industri Hijau dilaksanakan setelah melalui berbagai tahap seleksi
dan verifikasi oleh Kementerian Perindustrian berdasarkan sistem yang
dievaluasi secara berkala, termasuk kinerja pengelolaan lingkungan perusahaan.
C. Emisi
Akibat Menurunnya Ruang Terbuka Hijau
Ruang terbuka hijau (RTH) adalah area
memanjang/jalur dan mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka,
tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh tanaman secara alamiah maupun yang
sengaja ditanam. Ruang terbuka hijau memberikan manfaat langsung yaitu
membentuk keindahan dan kenyamanan dan manfaat tidak langsung yaitu pembersih
udara yang sangat efektif, salah satunya dalam membersihkan udara di kawasan
perkotaan dari polusi kendaraan bermotor dan industri.
Secara
umum ruang terbuka publik (open spaces) di perkotaan terdiri
dari ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non-hijau. Ruang Terbuka Hijau (RTH)
perkotaan adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu
wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman dan vegetasi (endemik
maupun introduksi) guna mendukung manfaat
ekologis, sosial-budaya dan arsitektural yang dapat memberikan manfaat ekonomi
(kesejahteraan) bagi masyarakatnya. Secara
fisik RTH dapat dibedakan menjadi RTH alami yang berupa habitat liar alami,
kawasan lindung dan taman-taman nasional, maupun RTH non-alami atau binaan yang
seperti taman, lapangan olah raga, dan kebun bunga. Secara ekologis RTH dapat
meningkatkan kualitas air tanah, mencegah banjir, mengurangi polusi udara, dan
menurunkan temperatur kota.
-
Seberapa penting RTH dalam suatu perkotaan?
Jawab : Sangat
Penting, RTH secara fisiologis bersifat menetralisir keadaan
lingkungan yang berada di bawah daya tampung lingkungan. Kemampuan ini dapat
berasal dari kerja fotosintesis yang dapat menyerap polutan udara melalui proses evapotranspirasi dapat
menyimpan air hujan sebagai imbuhan untuk air tanah, sedangkan aroma yang dikeluarkan
tanaman, maupun bentuk fisik tanaman secara tidak langsung bermanfaat untuk
melindungi lingkungan dari terik matahari atau mencegah erosi dan sedimentasi. Selain itu dapat dimanfaatkan sebagai tempat hidup dan
berlindung bagi hewan dan pakan mikroorganisme, Sebagai tempat konservasi
satwa dan tanaman lain, Sarana penelitian dan pendidikan, Sebagai pelembut, pengikat,
dan pemersatu bangunan, Meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar ruang
terbuka hijau, apabila jenis tanaman yang ditanam bernilai ekonomi, Sarana
untuk bersosialisasi antar warga masyarakat dan Sebagai media pengaman antar
jalur jalan.
-
Apa masalah yang dihadapi pemerintah dalam pembangunan
RTH?
Jawab : keterbatasan
lahan masih menjadi masalh utama rendahnya pembangunan RTH. Beberapa RTH yang
dipaksakan dibangun dengan mengalihfungsikan tempat pemukiman masih menjadi
pemicu perdebatan. Langkah strategis dan hukum yang kuat dapat memudahkan
pembangunan RTH.
-
Bagaimana solusi upaya kita untuk mendukung pembangunan
RTH?
Jawab : Sebagai
mahasiwa teknik lingkungan kita dapat memulai dengan memberikan sosialisasi
kepada masyarakat. Kita juga dapat memberikan penerapan RTH dengan
mengaplikasikan taman vertikal di rumah kita sendiri. Setidaknya sebelum terjun
langsung untuk mengawasi pemerintah, kita telah mampu membuat gerakan gerakan
kecil yang justru berdampak besar bagi kelestarian lingkungan.