PRAKTEK KERJA LAPANG DAN BERAGAM KISAHNYA
Praktek
kerja lapang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata 1
Teknik Lingkungan Universitas Brawijaya. Selain menjadi salah satu syarat wajib
kelulusan, praktek kerja lapang juga merupakan salah satu media para mahasiswa
Teknik Lingkungan untuk mengetahui serta memahami ilmu yang telah dipelajari di
perkuliahan dan penerapannya dalam kondisi lapang. Berikut merupakan beberapa
pengalaman praktek kerja lapang dari Teknik Lingkungan 2013.
1. Prieskarinda
Lestari ( PT. Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Unit Pembangkitan Paiton)
2. Gala
Kurnia Handawijaya ( Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang)
3. Nurul
Adha (Pertamina Hulu ONWJ)
4. Gadis
Maulina (PT. Vita Prodana Mandiri )
5. Hardiansyah
(PT. Semen Indonesia )
1.
Prieskarinda
Lestari ( PT. Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Unit Pembangkitan Paiton)
Praktek kerja lapang (PKL) merupakan salah satu
pengalaman dan jalan pembelajaran yang luar biasa berharga, serta merupakan
salah satu momen penting dari sekian banyak momen selama perkuliahan. Pada PKL
ini, saya berkesempatan untuk melaksanakan praktek kerja lapang di PT.
Pembangkitan Jawa Bali (PT. PJB) Unit Pembangkitan Paiton, Probolinggo, Jawa
Timur. PT. PJB merupakan salah satu anak perusahaan dari PLN yang merupakan
BUMN pemerintah yang bergerak dalam bidang penyediaan energi listrik terutama
untuk daerah Jawa dan Bali. PT. PJB UP Paiton merupakan salah satu unit
pembangkit yang terletak di Jalan Raya Surabaya Situbondo KM 142 Paiton,
Probolinggo. Disini, saya PKL pada unit 1 dan unit 2 PT PJB UP Paiton. Di
Paiton sendiri terdapat kawasan objek vital nasional yaitu pembangkit listrik
yang terdiri dari 3 perusahaan yaitu Indonesia Power, IPMOMI, dan PJB, dengan
total keseluruhan pembangkit memiliki 9 unit pembangkit listrik bertenaga uap
berbahan bakar batubara.
Saya berkesempatan diterima praktek kerja lapang di
Divisi K3 dan Lingkungan PT. PJB UP Paiton selama satu bulan mulai 18
Januari hingga 18 Februari 2016, dimana
pada minggu pertama ditempatkan di bagian K3, kemudian untuk minggu selanjutnya
ditempatkan di bagian Lingkungan. Alasan utama memilih PLTU sebagai tempat PKL
dikarenakan saya ingin memahami dan mengetahui secara langsung terutama
pengelolaan limbah B3 yang secara khusus dihasilkan oleh PLTU yaitu limbah abu terbang
(fly ash) dan limbah abu dasar (bottom ash) yang dihasilkan selama
proses produksi yang terjadi.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 101 Tahun 2014
Tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun, fly ash dan bottom ash termasuk ke dalam kategori
limbah B3 yang perlu penanganan secara khusus. Jumlah limbah abu tersebut yang
dihasilkan mencapai lebih dari 10000 ton per bulannya dimana beresiko untuk
mencemari lingkungan. Untuk fly ash
dilakukan pemanfaatan dengan melakukan kerjasama dengan perusahaan beton dan
semen, sedangkan bottom ash hanya
ditimbun di ash disposal area yang
membutuhkan luasan area yang cukup luas dan pengawasan intensif. Oleh karena
itu, permasalahan mengenai limbah abu ini menjadi dasar dalam pelaksaan PKL ini
serta hasil PKL ini dapat dilihat pada laporan PKL yang berjudul “Pengelolaan Limbah Abu Hasil Pembakaran
Batubara Pada Proses Produksi PT. Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkitan
Paiton”.
Banyak sekali pengalaman dan pembelajaran yang didapat
selama PKL, mulai dari memahami dokumen lingkungan dengan ketebalan
masing-masing, alur proses produksi listrik yang mengagumkan, pemantauan dan
pengambilan sampel baik di outfall
maupun limbah abunya, namun sayangnya tidak bisa sampling di laut sekitaran
PLTU karna saat itu cuaca sedang tidak memungkinkan, berada di kawasan objek
vital nasional dengan sistem pengamanan berlapis, praktek kerja lapang serasa
sudah menjadi karyawan disana bahkan pernah hingga berada di lokasi kerja
sampai malam hari, pengalaman luar biasa lainnya yang menambah kecintaan
terhadap teknik lingkungan, serta pemandangan lampu lampu malam hari dan
pemandangan lepas pantai yang luar biasa. Tetap berjuang tetap semangat,
belajar dan menuntut ilmu tidak akan pernah habisnya, ENVIRO JAYA !
2.
Gala
Kurnia Handawijaya ( Rumah Sakit Umum Daerah dr. Saiful Anwar Malang)
Saya
berkesempatan untuk melaksanakan praktek kerja lapang di Rumah Sakit dr. Saiful
Anwar, Malang, lebih khusus di bagian Instalasi Penyehatan Lingkungan (IPL)
RSUD dr. Saiful Anwar Malang selama satu bulan mulai Januari hingga Februari
2016. Pengalaman yang didapatkan selama PKL sangat berkesan dan bermanfaat,
dimana sangat terasa sekali hasil implementasi terhadap mata kuliah yang telah
dipelajari seperti teknik penyediaan air bersih, teknologi pengolahan limbah,
teknik pengolahan limbah B3, pencemaran udara, mekanika fluida, bioassesment,
laboratorium lingkungan, dan lain sebagainya. Selama PKL, di IPL terdapat
sembilan tugas pokok penyehatan lingkungan menurut Kepmenkes No 1204 Tahun 2004
Tentang Syarat-Syarat Penyehatan Bangunan Dan Lingkungan Rumah Sakit.
Beberapa
tugas penyehatan lingkungan di rumah sakit yaitu kesehatan bangunan dan
halaman, sterilisasi dan disinfeksi, air bersih, air limbah, sampah medis non
medis dan pengelolaannya, vector penyebaran penyakit, plumbing, dan lain sebagainya. Selama PKL selalu ada kegiatan baru
dan kesibukan baru setiap harinya, sehingga terhitung cukup sibuk setiap
harinya. Manfaat yang dirasa juga cukup banyak, terutama skill lab mulai pengujian sampel padat, cair, dan udara, sehingga
keahlian bukan hanya pengambilan sampel namun hingga skill lab didapatkan, terutama udara. Dimana khusus udara,
berkesempatan mempelajari bagaimana pengujian udara ambien, emisi dari ketel
uap, incinerator, udara ruang, dan lain sebagainya. Bahkan pernah diajak untuk
melakukan sampling dan sosialisasi
kepada masyarakat sekitar sungai Brantas yang berada dekat rumah
sakit tentang kebersihan air dan analisa rembesan IPAL rumah sakit (skala
lapang dan laboratorium), dan yang mengasyikkan adalah bisa mengakses seluruh
ruangan di rumah sakit termasuk ruang jenazah dan kamar operasi.
Hasil
selama PKL tertulis di Laporan PKL yang berjudul “Implementasi Permenkes no 1204 Tahun 2004 Tentang Persyaratan
Penyehatan Bangungan Rumah Sakit Terhadap Kualitas Biologis Udara Ruang di
Instalasi Bedah Sentral RSUD dr. Saiful Anwar Malang”. Saran saya ketika
akan mengajukan PKL, untuk sering melakukan follow
up terhadap info kepastian penerimaan agar sesuai dengan yang diperkirakan
dan tidak menunggu terlalu lama.
3.
Nurul
Adha (Pertamina Hulu Energi ONWJ)
Mendapatkan
kesempatan untuk melaksanakan praktek kerja lapang di Pertamina Hulu Energi
ONWJ selama satu bulan merupakan salah satu pengalaman berarti selama studi
teknik lingkungan hingga saat ini. Bersama rekan-rekan teknik lingkungan UB
2013, saya melaksanakan PKL di divisi K3 dan Lingkungan Pertamina Hulu Energi
ONWJ.
Pada awal pelaksanaan PKL, ditempatkan di
kantor dimana lingkungan yang kondusif untuk belajar dan bekerja telah tercipta
dengan baik, terjalin komunikasi yang baik dengan pihak Pertamina bahkan sejak
awal pertama memulai PKL, dan pada awal minggu diberikan materi secara
keseluruhan tentang Pertamina Hulu Energi ONWJ, dan kesempatan spesial lainnya
ialah diberikan kesempatan untuk langsung ke rig pengeboran selama tiga hari
dengan pelatihan khusus (sea survival) sebelum
diberangkatkan menuju lapangan yang berada di tengah laut. Semua transportasi
dan fasilitas juga telah menjadi tanggungan dari pihak Pertamina sendiri.
Pada PKL ini, saya
dan rekan-rekan dibimbing hingga benar-benar mengerti tentang materi PKL di
Pertamina, apa yang harus dilaksanakan, dan dibantu sebisa mungkin hingga
akhirnya bisa ke lapangan. Topik yang saya ambil difokuskan pada limbah
pengeboran yaitu lumpur bor dan serbuk bor, dan hasil selama PKL tertulis di
laporan PKL dengan judul
“ Evaluasi Implementasi Limbah Pengeboran
(Serbuk Bor) di Drilling dan
Pengelolan Limbah B3 di Well Service
Operation PT. Pertamina Hulu Energi ONWJ”.
Banyak pengalaman yang didapatkan selama PKL, teruslah berjuang.
Pesan saya, untuk memilih tempat pelaksanaan PKL, disarankan untuk sudah mulai
mengajukan ke tempat yang bersangkutan minimal tiga bulan sebelum PKL akan
dilaksanakan, serta untuk selalu di follow
up kelanjutan proses pengajuan.
4.
Gadis
Maulina (PT Vita Prodana Mandiri)
Perkenalkan saya Gadis Maulina dari Teknik Lingkungan
2013. Saya menjalani PKL pada liburan semester 5. Saya melaksanakan PKL di
sebuah perusahaan besi dan baja PT Vita Prodana Mandiri di Cikande, Serang yang
merupakan perusahaan milik asing, yakni dari Negara Cina. Alasan saya memilih
perusahaan tersebut karena saya tertarik dengan sistem K3 yang ada di
perusahaan tersebut. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang memproduksi
besi dan baja berupa billet. Hasil produksi sudah mencakup nasional dan juga
internasional. Awalnya saya mengajukan proposal memang sangat sulit karena
jarak yang terlalu jauh antara Malang dan Banten, komunikasi kami tidak cukup
baik pada saat itu. Namun seiring dnegan waktu berjalan proposal PKL kami
diterima oleh pihak perushaan dengan beberapa kesepakatan diantaranya adalah
waktu PKL. Waktu PKL yang kami sepakati adalah sekitar 3 minggu atau kurang
dari satu bulan. Saya melaksanakan PKL di perusahaan yang sama bersama dengan
kedua teman saya yaitu Diennur dan Fira. PKL bersama-sama sangat menguntungkan
menurut saya karena ada banyak hal yang dapat kami saling berbagi
Banyak hal yang saya dapatkan selama PKL di PT Vita
Prodana Mandiri, diantaranya adalah:
1. Penerapan
Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) pada PT Vita Prodana Mandiri
2. Jenis
limbah B3 yang dihasilkan dan dampak pada lingkungan
3. Analisa
kecelakaan kerja 6 bulan terakhir (Juli-Desember 2015)
4. Identifikasi
potensi kecelakaan kerja pada unit kerja pabrik
5. Analisa
hasil produksi billet 6 bulan terakhir (Juli-Desember 2015)
5.Hardiansyah (PT. Semen Indonesia)
Nama
Saya Hardiansyah TL 2013, disini saya akan menceritakan kegiatan praktek kerja
lapang yang saya lakukan pada tanggal 1 hingga 29 Februari 2016 di PT. Semen
Indonesia, Persero. Tbk Pabrik Tuban Seksi Reklamasi Lahan.Reklamasi laham
merupakan salah satu proses pemuihan kondisi lingkungan atau konservasi pada
suatu objek lingkungan yang telah mengalami kerusakan atau terekploitasi
keberadaannya sehingga berakibat pada turunnya kualitas dalam perubahan bentuk
dan fungsi sebenarnya, sehingga perlu diadakan proses reklamasi lahan untuk
mengembalikan fungsi awalnya. PT.Semen Indonesia (Persero), Tbk sebagai salah
satu perusahaan yang bergerak dalam pembuatan semen memerlukan bahan baku
tambang berupa batu kapur dan tanah liat yang diambil melalui penambangan.
Proses penambangan bahan baku tanah liat ini akan meninbulkan bekas galian yang
bersifata merusak baik dari sisi ekologis maupun fisik lingkungan. Oleh karena
itu perusahaan membentuk sebuah seksi yang bertugas untuk melakukan konservasi
pemuliahan area tambang yakni Seksi Reklamasi Lahan berada dibawah Biro
Tambang. Seksi ini memiliki program kerja yang relevan untuk menanggulangi
dampak lingkungan yang ditimbulkan dalam aktivitas penambangan dengan fokus
utama program kerja adalah proses revegetasi lahan pasca tambang.
Banyak
pengalaman yang saya dapatkan selama menjadlani PKL disana, megnal
karakteristik dan sifat pekerja, negoisasi, dan menjaga relation dengan antar
difisi juga menjadi salah satu hal yang saya pelajari selain ilmu teorits yang
saya pelajari untuk diaplikasikan.
Berikut
beberapa kegiatan yang saya ikuti selama kegiatan PKL berlangsung diantaranya:
a. Pengenalan
Seksi dan Induksi K3
Kegiatan
ini merupakan kegiatan awal yang harus dan wajib dilakukan oleh tamu atupun
mahasiswa praktek yang akan mengikuti kegiatn aktivitas seksi yang berada di
bwaha naungan Biro Tambang. Pengenalan Seksi dimulai dari pengenalan struktur
organisasi dan program kerja, selain itu dilakukan observasi lapang secara
langsung yankni dengan mengunjungi kuari tanah kapur Temandang, kuari tanah
liat Mliwang dan Tlogowaru. Hal lainnya yng wajib diikuti oleh tamu atau
mahasiswa praktek baru adalah melakukan prosedur induksi K3 tambang untuk
meminmalisir terjadinya kecelakaan kerja di area tambang atau kuari.
b. Aktivitas
Pembibitan Tanaman Reklamasi
Pembibitan
tanaman revegetasi merupakan salah satu program kerja dari Seksi Reklamasi
Lahan, proses pembibitan ini dilakukan di rumah bibit atau Green House PT.Semen Indonesia (Persero),Tbk.
Pembibitan tanaman untuk kegiatan revegetasi
lahan pasca tambang ini terdiri dari beragam jenis tanaman reklamasi, seperti
tanaman Klampis, Lamtoro, Rumput fertiver dan tanaman reklamasi lahan
lainnya. Proses pembibitan tanaman ini
dilakukan dari penanaman bibit yang berbentuk biji benih dan dilakukan proses
perawatan tanaman hingga siap untuk dilakukan proses penanaman dilapangan. Pada
Green House ini bibit disemai pada media tanah yang telah
dicampur dengan pupuk organik dan apabila selanjutnya telah siap dipindahkan
akan dilakukan pemindahan media ke dalam polybag. Bibit yang telah siap untuk
di tanam di lahan selanjutnya akan didistribusikan.
c. Distribusi
Bibit ke Area Jenjang Kuari
Lokasi
pembibitan di Green House berada di
daerah kuari tanal liat Tlogowari,sehingga apabila aka dilakukan proses
penanaman bibita tanaman yang telah siap ditanam d lahan di area kuari tanh
liat Mliwang dilkukan pendistribusian terlebih dahulu menggunakan kendraan
seperti kendaraan bak terbuka lihat Gambar 5.2. Tanaman dipindahkan secara
hati-hati ke lokasi yang akan dilakukan proses revegetasi, pada umumnya area
yang dilakukan revegetasi pada kuari tanah liat hanya pada jenjang saja. Hal
tersebut dikarenakan pada lantai dasar akan
tergenang oleh air karena sifat dari tanah liat yang memiliki
permeabilitas rendah. Bibit tanaman yang telah sampai di area lokasi yag telah
ditentukan akan langsung dilakukan proses penanaman dengan jarak 2 hingga 3
meter setiap tanaman.
d. Pemantauan
Area Kuari Tanah Liat Mliwang
Pemantauan
ini dilakukan secara rutin oleh Seksi Reklamasi Lahan untuk memastikan keadaan
dan kondisi kuari tidak terdapat permasalahn serius yang akan berdampak pada
kerusakan lingkungan yang parah, pada Gambar 5.3 dapat dilihat salah satu
kegiatan pemantauan kuari tanah liat Mliwang yang dilakukan di salah satu area
jenjang atas atau bibir kuari. Pemantauan ini akan membantu menemukan
permasalahan seperti terjadinya longsor pada jenjang sehingga dapat langsung
dilakukan perbaikan tanpa harus menunggu laporan dari pihak luar yang menemukan
permasalahan ini. Selain itu pemantauan ini dilakukan untuk mengontrol kegiatan
petani green belt yang dapat
memberikan damapak negatif terhadap kestabilan jenjang seperti penanaman
tanaman pertanian tanpa memperhatikan lokasi dan efek yang ditimbulkan,
sehingga dengan adanya kegiatan ini pula dapat meminimalisir kejadian kerusakan
area reklamasi yang tidak diinginkan.
e. Pengawasan
Tanaman Reklamasi
Tanaman
reklamasi yang telah selesai melalui proses penanaman harus dilakukan proses
pemantauan hingga dirasa cukup kuat untuk tetap hidup pada berbagai macam
kondisi lapangan. Pengawasan ini dilakukan untuk meminimalisir kematian tanaman
dan apabila terdapat tanaman yang mati dapat langsung dilakukan proses
penyulaman tanaman dengan tanaman baru. Pengawasan ini juga berguna dalam
pemberian informasi keadaan tanaman sehingga akan mempermudah dalam proses
perawatan tanaman karena telah diketahui keadaan di lapangan dari tanaman
reklamasi yang telah ditanam.
Perawatan
tanaman dilakukan ketika hasil dari proses pegawasan tanaman dihasilkan laporan
atau temmuan yang bersifat negatif dan akan berdampak pada terhambatnya
pertumbuhan tanaman reklamasi, seperti proses penyiangan ranting pohon yang
melebar kesamping dan akan menganggu pertumbuhan tanaman lain disekelilingnya.
Permasalahn lain yang seringkali muncul adalah penebangan dan pemangkasan dahan
tanaman oleh warga sekitar untuk pakan ternak, jika tidak dilakukan pengawasan
dikhawatirkan akan menurunkan tingkat keberhasilan program reklamasi pasca
tambang
0 komentar: